Senin, 09 Juni 2014

Puisi " Bualan Usang "



Senja berkibar di ujung barat
Mentari tlah enggan menampakkan kilau tatapannya
Sungguh bualan fajar memuakkan diri
Tak bisakah ia hancur dalam kepingan kelabu?

Lembayung kukubur dalam sebuah dentingan lagu
Lelah kutapakan asa  yang tlah tergoyak
Biarkan pikiran yang mati usang
Biarkan pasir Sahara berhamburan
Kesaksian ini takkan terucap mulut Serigala
Detik-detik yang kau goreskan pada kehampaan ini
Dengan berat hati kucoba lunturkan

Topanglah segala keluh, topanglah
Hingga kau rasa lebih kuat dari tanduk

Jangan tanyakan pada Rembulan apa yang ia tunggu tiap malam
Jangan tanyakan pada Mentari mengapa ia setia walau tak ditemani
Namun, tanyakan pada Bintang mengapa mereka selalu ingin bersama

Terkadang rasa ini hanya sebuah cahaya kecil dalam terangnya mentari
Tak berguna, tak ada yang memperhatikan ketulusannya
Bahkan saat kau terbelalak

Seindah apapun Mawar, tetap ia berduri
secerah apapun mentari tetap ia panas
Segala hal ini hanya bualan usang
Tak perlu kau puja hingga lututmu membiru
Abaikan ia yang membunuh hatimu

0 komentar:

Posting Komentar

 

Mirza Nissa Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang

Blogger Templates